
Sejumlah saksi yang pernah
melihat sosoknya banyak dipaparkan. Tetapi siapakah sebenarnya
perempuan yang ditahbiskan sebagai Penguasa Laut Selatan itu?
Ada 2 versi cerita/legenda
mengenai keberadaan Kanjeng Ratu Roro Kidul yaitu: Pertama, cerita
tentang Kanjeng Ratu Roro Kidul yang berasal dari manusia, kemudian
masuk ke alam gaib (jin).
Dikisahkan bahwa Kanjeng Ratu
Roro Kidul adalah puteri seorang raja dari isteri pertama. Suatu
ketika terjadi intrik dalam kerajaan yang dipicu oleh kecemburuan
isteri-isteri raja yang lebih muda. Akibatnya, Kanjeng Ratu Roro
Kidul dan ibunya diserang suatu penyakit aneh (teluh/santet) dan
diusir dari kerajaan. Si ibu menemui ajal, sedangkan Roro Kidul
mencari kesembuhan dengan berdiam di kawasan pantai selatan. Disini,
ia berjumpa dengan jin penguasa laut yang menjanjikan kesembuhan
penyakitnya tetapi dengan syarat Roro Kidul harus ikut ke dalam
kerajaan lautnya. Roro Kidul menyanggupinya. Selanjutnya, Kanjeng
Ratu Roro Kidul diangkat menjadi ratu setelah penguasa sebelumnya
meninggal.
Uniknya, asal usul daerah Roro
Kidul itu juga beragam. Ada yang mengisahkan, Roro Kidul berasal dari
tanah Jawa. Tetapi ada juga cerita Kanjeng Ratu Roro Kidul itu
adalah kakak dari Saribu Raja yang merupakan keturunan Raja Batak.
Nama asli Kanjeng Ratu Roro Kidul adalah Biding Laut.
Kedua, cerita rekaan buatan
manusia. Cerita ini berkaitan dengan kisah Sultan Agung, penguasa
Kerajaan Mataram. Dikisahkan, ketika Sultan Agung berkuasa, dia
berharap agar rakyatnya hidup tentram dan tidak berniat melakukan
pemberontakan sebagaimana pernah dialami kerajaan-kerajaan
pendahulunya seperti Singosari, Majapahit, Demak, dll. Didorong untuk
mencegah terjadinya pemberontakan itulah Sultan Agung mengeluarkan
maklumat seputar kebesaran Kerajaan Mataram.
Sultan Agung mengklaim bahwa
kekuasaannya bukan hanya meliputi tanah Jawa melainkan mencakup
lautannya. Agar supaya klaimnya menjadi logis, maka Sultan Agung
memaklumkan pula bahwa dia menjalin kerjasama dengan Kanjeng Ratu
Roro Kidul, Penguasa Laut Selatan.
Strategi ini cukup jitu
mengingat budaya dan tradisi Jawa yang kental dengan aroma mistik.
Bahkan beredar pula cerita bahwa pada bulan Suro (Muharram),
masyarakat tanah Jawa dilarang mengadakan pesta atau hajatan, karena
di bulan itu Kanjeng Ratu Roro Kidul sedang menyelenggarakan hajatan
di kerajaan lautnya. Padahal alasan sesungguhnya karena di bulan Suro
itu penguasa Mataram mengadakan pesta, seperti pernikahan kerabat
kerajaan.
Pertama, Pengalaman seorang Ibu Rumah Tangga di Kec. Ciemas Sukabumi.
Cerita ini tiada lain datang
dari seorang ibu rumah tangga yang sekarang di kenal menjadi seorang
dukun (Tabib) yang berdasarkan beberapa penuturan bahwa kekuatan yang
menjadikan dirinya menjadi seorang dukun adalah berkat bantuan dari
Kenjeng Ratu Roro Kidul. Kebanyakan orang telah mengakui kesaktiannya
sehingga tak heran banyak kalangan pejabat yang telah meminta
bantuannya untuk kelangsungan karirnya. sehingga tak pelak kekayaan
dari seorang ibu separuh baya ini telah melimpah ruah hasil dari
menajdi tabibnya ini. Karena setiap yang datang kesana selalu
memberikan materi yang jumlahnya yak sedikit, bahkan pemberianya itu
bisa langsung berwujud mobil mewah dan yang lainnya.
Beliau ini adalah memiliki nama
KUJUN, Penulis sering memanggilnya Bi Kujun tempat tinggalnya masih
satu kecamatan dengan penulis namun berbeda Desa. Dahulu kala,
sekitar tahun 70-an yang lalu saat itu dirinya merupakan gadis desa
yang disaat usianya yang masih muda dirinya udah di nikahkan oleh
kedua orang tuanya sama laki-laki tetangga kampugnya. Khidupan rumah
tangganya tidak se indah yang mungkin di alami oleh pasangan
suami-istri yang lainnya, namun rumah tangganya selalui di hiasi oleh
percekcokan dan tak pelak dengan pertengkaran yang hebat serta
mendapat perlakuan yang kasar dari suaminya ini.
Suatu hari tepatnya sore hari
saat itu siang sudah menuju malam yang di tandai oleh mulai
berkomandangnya adzan magrib dari setiap penjuru masjid di berbagai
kampung yang letaknya lumayan berjaihan antara kampung yang satu
dengan yang lainnya, jalanan sepi dan mulai gelap karena waktu itu
belum ada yang namnya listrik apalagi alat komunikasi dan informasi
seperti televisi dan yang lainnya, tiap keluarga hanya mengandalkan
lampu cempor untuk penerangan setiap rumah panggungnya apabila malam
tiba. kala itu, Bi KuJun ini sudah mendapatkan perlakuan yang buruk
dan diusir oleh suaminya. Sehingga dengan hati yang pedih, mata yang
terus berlinang dan pikiran yang tak tentu tujuan memaksakan diri
keluar meninggalkan rumah menggunakan pakaian seadanya melangkahkan
kaki hendak menuju rumah orang tuanya yang lumayan jaraknya cukup jauh
apalagi malam mulai gelap sementara kendaraan umum belum ada waktu
itu. Dengan pikiran yang kalut, dirinya mencoba menyusuri jalan,
melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah walaupun dirasanya cukup
berat untuk di langkahkan. Lamaunan & pikiran yang semerawutnya
membawanya sampai kealam bawah sadar, dan waktu itu tiba-tiba seperti
melihat arak-arakan ratusan aneka mobil yang membawa berbagai macam
kebutuhan; beberapa mobil truk membawa beras, kelapa, sayur-mayur,
daun pisang dan janur serta banyak lagi yang lainnya. Percisnya
rombongan itu seperti membawa barang-barang yang mau mengadakan pesta
besar-besaran. Tiba-tiba diantara gerombolan antrian mobil itu
terdapat sedan mewah yang didalamnya terduduk seorang putri nan
cantik yang kemudian sengaja berhenti di depan Bi Kujun ini, kemudian
putri ini mengajaknya untuk masuk kedalam mobilnya. Akhirnya Bi
Kujun pun masuk dan ikut diantara rombongan itu. Sepanjang perjalanan
putri itupun meminta penjelasan kepada dirinya kenapa dia ada
terlunta di jalan dikala hari menjelang malam seperti itu dan Bi
Kujunpun menjelaskan semuanya. Kemudian putri itu mengajaknya untuk
ikut ke Keratonnya dan tinggal bersama dirinya. Karena tak ada
pilihan lain, akhirnya Bi Kujunpun mengikuti semua ajakan dari putri
ini.
Dalam pikiran setengah
sadarnya, Bi Kujun ini melihat rombongan mobil setelah menempuh
perjalan panjangnya tiba-tiba mulai masuk satu persatu ke dalam laut
tepatnya di Pelabuhan Ratu dan seteleh mendapat penjelasan dari putri
itu ternyata dirinya mengaku adalah Nyi Roro Kidul yang saat itu mau
mengadakan pesta besar-besaran di dalam kerajaanya. Pantas saja
karena waktu memang lagi musim kemarau dan daedaunan semua kena ulat
dan hasil panen masyarakat kurang hasil. Sehingga masyarakat meyakini
memang saat itu hasilnya sebagian di bawa oleh penguasa laut kidul
itu.
Selama 3 bulan dia dianggap
hilang oleh keluarganya sampai dicara ke mana-mana dan ditanyakana k
beberapa dukun yang bisa melacak keberadaannya. Hamper semua dukun
mengatakan bahwa dia memang masih ada dan dalam waktu tertentu dia
akan kembali dengan keistimewaanya. Kemudian tepat 3 bulan dari sejak
dia menghilang, diapun di antar kembali oleh pihak keratin nyi Roro
Kidul.
Selama di keratin nyi roro
kidul, ternyata dia di bekali berbagai ilmu baik kanuragan, ilmu
sareat pnyembuh bagi orang sakit, ilmu peramal dan banyak lagi yang
lainnya. Yang katanya kekuatannya itu di Bantu oleh kekuatan dari nyi
Roro kidul itu sendiri. Sehingga Bi Kujunpun kini telah berubah
menjadi seorang tabib sakti yang banyak diminta pertolongnya oleh
orang-orang baik kelas ekonomi lemah bakan sampai pejabat sekalipun,
dan kini seuaminyapun menjadi sangat dekat kembali dengan dirinya.
Dia dipercayai bisa memenuhi segala apa yang saat itu di pinta
pertolonganya baik kesembuhan sakit, minta naik jabatan dan yang
lainnya. Sehingga tak heran jika imbalan di terima pun sangat wah…..!!!
ada satu lagi yang menarik, pendapat dari beberap pasien yang pernah
ke rumahnya…. Mereka mengatakan bahwa, di rumah sang tabib ini
memiliki salah satu keanehan juga, dimana ketika kita minta sesuatu
seprti minta apel maka tiba-tiba apel itu udah ada di hadapan kita.
Percaya atau tidak, tergantung
orang yang mau mempercayainya. Untuk sekedar bertanya atau apa, Anda
bisa bisa menemuinya mumpung biliau-nya masih ada. Datang dan temui
dia di Kampung Cikira-Cibinong Desa Mekarja Kecamatan Ciemas
Kabuapten Sukabumi.
Penulis tidak menyuruh anda
percaya, tapi tergantung pada diri masing-masing. Jika kita umat
islam, kita hanya percaya sama Allah SWT. Mungkin jika Bi Kujun ini
memiliki keistimewaan, anggap saja itu suatu kelebihan dia yang telah
allah rencanakan dan dia hanyalah sareat perantara. Kesembuhan dari
sakit itu adalah atas ijin Allah, dan yang lainnyapun atas ijin
Allah. Maka semuanya tergantung hanya pa Allah SWT, sebagai tuhan
yang maha kuasa dan maha bijaksana.
Kedua, Adanya Kamar Nyi Roro Kidul di Hotel Samudra (Pelabuhan Ratu)
Banyak ceritra tentang
keberadaan kamar yang di sediakan khusus untuk nyi Roro Kidul ini
memang ada, yaitu tepatnya di salah satu hotel terbesar yang ada di
Pelabuhan Ratu, tepatnya yaitu di Hotel Samudra. Hotel samudra memang
hotel terbesar di Pelabuhan Ratu yang mungkin telah banyak di kenal
oleh para turis baik lokal maupun internasional.
Kamar khusus Nyi Roro Kidul ini
memang di sediakan khusu oleh pemilik hotel. yang konon katanya Nyi
Roro Kidul memang memintanya dan dia sering datang ke Hotel tersebut.
Jika anda sebagai orang yang sering penasaran atau ragu, silahkan
datangi Hotel Samudra (Samudra Beach Hotel) di Pelabuhan Ratu
Sukabumi Jawa Barat.
Ketiga, kesaksian Abdul (20 thn), warga Lomanis, Cilacap.
Suatu ketika, ia sedang
bersantai di pantai pasir putih Pulau Nusakambangan. Menurutnya,
dalam jarak sekitar 50 meter dari garis pantai, ia melihat Sang Ratu
menaiki kereta kencana yang di iringi ratusan pengawalnya. Ia melihat
gaun Sang Ratu sangat panjang yang membentang dibelakangnya.
Meski ia melihat mahkota di
atas kepalanya Sang Ratu, tetapi wajahnya hanya terlihat dari
samping. Penampakan yang ia saksikan sekitar jam 20.00 malam disusul
dengan hilangnya kesadaran selama hampir satu minggu. Syukurlah,
sejumlah Kyai berhasil menyembuhkannya.
Keempat, kesaksian Ahmad
Durriati (70 thn), warga kotagede, Yogyakarta. Pengalaman pertama
saat ia bersama putranya sedang mengadakan tirakat di pantai Parang
Tritis. Menjelang tengah malam, suatu penampakan luar biasa ia
saksikan yakni bangunan tembok setinggi sekitar 5 meter yang
membentang sepanjang pantai.
Jaraknya kurang lebih 20 meter
dari garis pantai. Di beberapa bagian bangunan tembok yang mirip
benteng itu, ia dan putranya melihat sejumlah orang yang berada di
atasnya, seperti sedang dalam posisi berjaga. Penjaga yang tegak
berdiri dengan tombak ditangannya.
Pengalaman kedua terjadi saat ia
sakit keras sehingga berada dalam kondisi koma. Dalam
ketidaksadarannya itu, ia seolah berada dalam kerajaan Roro Kidul.
Disana, ia melihat orang-orang yang sedang sibuk bekerja mendirikan
tembok-tembok bangunan layaknya sedang ada pembangunan.
Uniknya, para pekerja memiliki
ekspresi wajah memelas, seperti hendak meminta tolong. Mereka seperti
bekerja dalam suasana keterpaksaan. Mereka bertelanjang dada dengan
hanya mengenakan celana panjang lusuh. Selain itu, sejumlah pria
berwajah bengis berdiri mengawasi para pekerja. Boleh jadi para
pekerja itu adalah orang-orang yang ketika hidupnya kerap meminta
pesugihan.
Selanjutnya, Ahmad Durriati
menceritakan saat bertatap muka dengan Roro Kidul. Menurutnya, Sang
Ratu duduk di atas kursi singgasana yang lantainya berkedudukan lebih
tinggi dari tempat ia duduk. Sejumlah dayang-dayang berdiri sambil
membawa kipas.
Kemudian Sang Ratu memberinya
sebuah nasehat yang bermakna tauhid. ‘’Mintalah segala sesuatu kepada
Tuhanmu. Jangan meminta sesuatu apapun kepada saya, karena saya tidak
berhak memberikannya. Apabila ada manusia yang meminta sesuatu
kepada saya. Sebenarnya tidak pernah sekalipun saya memberikannya.
Kalau ada manusia yang memuja saya dan meminta sesuatu kepada saya,
maka yang memberikan permintaannya adalah dari kalangan warga
kerajaan yang memang hendak menyesatkan manusia.’’ Demikian kata
Kanjeng Ratu Roro kidul.
Sebuh nasehat tauhid yang boleh
jadi meruntuhkan semua anggapan bahwa Kanjeng Ratu Roro Kidul sering
mengabulkan permintaan manusia yang minta berkah dan pesugihan
darinya.
Menurut Ahmad Durriati, apa
yang ia alami dalam kondisi koma itu seperti sebuah pemberitahuan
bahwa pemujaan dan minta pesugihan hanya sebuah kesia-siaan yang
hanya menjatuhkan diri dalam kemusyrikan.
Kalapun ada manusia yang
berhasil memperoleh harta atau kedudukan dari hasil pesugihan, itu
tidak lebih dari pemberian syetan yang memang bertugas menyesatkan
manusia.
Dalam akhir perjumpaannya, Ahmad
Durriati diberi pilihan antara kembali ke keluarganya atau tetap
tinggal di kerajaan Laut Selatan. Ahmad memilih yang pertama.
Kemudian Sang Ratu mengangkat tongkat dan memukul pundaknya. Seketika
ia tersentak dan sadar dari kondisi koma yang ia alami selama
beberapa hari.
Dari uraian di atas, dapat
diambil kesimpulan: pertama, sosok Kanjeng Ratu Roro Kidul tidak
pernah ada. Ia hanya dongeng yang beredar secara turun temurun.
Sebuah cerita yang tentunya dihasilkan begawan sastra yang sangat
mumpuni dalam mengolah bahan cerita.
Ketiga, Sosok Kanjeng Ratu Roro
Kidul benar-benar ada. Ia bisa saja berasal dari jenis manusia yang
menjadi siluman atau termasuk bangsa jin. Asal daerah pun bisa dari
tanah Jawa atau dari luar Jawa.
Berdasarkan pengalaman Ahmad
Durriati, kemungkinan Kanjeng Ratu Roro Kidul tergolong jin Muslim
yang meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa.